Baca juga: Mengenal Keunikan Batik Banten, Ragam Motif Istimewa Warisan Kesultanan. Selain itu, adanya penemuan puing gerabah sisa peninggalan Kesultanan Banten pada abad ke-17 di wilayah Banten Lama dan Baten Girang. Hasil penelitian yang dipresentasikan pada tahun 2004 berhasil mengumpulkan 75 motif. Denpasar - Umat Hindu di Bali tidak terlepas dari berbagai ritual dengan aneka sarana upakara seperti banten sejenis sesajen. Orang Bali mengenal banyak macam banten dengan filosofi serta fungsinya sebagai sarana upakara disebutkan dalam Lontar Yajna Prakrti "Sahananing Bebanten Pinaka Raganta Tuwi, Pinaka Warna Rupaning Ida Bhattara, Pinaka anda Bhuvana". Artinya semua jenis banten upakara merupakan simbol diri kita, lambang kemahakuasaan Sang Hyang Widhi dan sebagai lambang alam semesta atau Bhuana dalam Lontar Tegesing Sarwa Banten juga disebutkan "Banten mapiteges pakahyunan, nga; pakahyunane sane jangkep galang". Artinya banten tiada lain merupakan buah pemikiran yang lengkap dan bersih. Salah satu banten yang paling sering digunakan oleh umat Hindu di Bali adalah banten pejati. Dirangkum dari berbagai sumber, pejati berasal dari kata jati yang dalam bahasa Bali berarti sungguh-sungguh. Kata 'jati' mendapat awalan 'pa' sehingga kata pejati dimaknai sebagai wujud kesungguhan menjadi sarana mengungkapkan rasa kesungguhan hati ke hadapan Sang Hyang Widhi beserta manifestasinya ketika hendak melaksanakan upacara dari laman banten pejati dikategorikan sebagai banten pokok yang paling sering dipergunakan umat Hindu di Bali ketika melaksanakan Panca ketika pertama kali masuk dan sembahyang di sebuah pura, biasanya orang tersebut menghaturkan pula jika seseorang memohon jasa pemangku atau sulinggih, kemudian "meluasang" kepada seorang balian/seliran atau untuk melengkapi upakara. Sebagian masyarakat Bali kerap menyebut banten pejati sebagai "Banten Peras Daksina".Sementara itu, dikutip dari banten pejati dilengkapi dengan unsur-unsur seperti daksina, banten peras, banten ajuman/soda, tipat kelanan, penyeneng/tehenan/pabuat, pesucian, dan segehan. * Simak Video "Endus Aktivitas TPPO, 2 Orang Diringkus Polres Bandara Ngurah Rai" [GambasVideo 20detik] iws/iws Terumbu karang ( Coral reef ) merupakan masyarakat organisme yang hidup didasar perairan dan berupa bentukan batuan kapur (CaCO3) yang cukup kuat menahan gaya gelombang laut. Sedangkan organisme–organisme yang dominan hidup disini adalah binatang-binatang karang yang mempunyai kerangka kapur, dan algae yang banyak diantaranya juga mengandung
Warga dari 5 banjar di Serangan sepakat membuat surat tuntutan untuk Kejari Denpasar atas dugaan korupsi LPD Adat Serangan. IDN Times/Ayu Afria Agama Hindu di Bali biasa menggunakan beberapa sarana untuk persembahyangan Bali biasanya menggunakan kata β€œupacara” untuk menyebutkan ”sembahyang”. Satu sarana upacara penting dan yang paling sering digunakan adalah di setiap pelaksaanaan upacara atau kegiatan adat di Bali menggunakan sarana banten ini. Seperti warga Desa Serangan, Kota Denpasar, yang menjadi korban kasus dugaan korupsi LPD Adat Serangan, mengutip dari tanggal 8 Mei 2022. Mereka mengirimkan surat pernyataan kepada pihak Kejaksaan Negeri Kejari Denpasar agar segera mengumumkan nama tersangkanya. Selain surat, warga juga menempuh jalur niskala Gaib menggunakan sarana itu pejati? Berikut 5 fakta tentang pejati, sarana sembahyang di Bali. Baca Juga Makna Melukat, Ritual yang Pernah Dijalani Pevita Pearce 1. Makna pejatiBanten pejati. Triguna Channel Pejati termasuk sarana upacara Agama Hindu, berasal dari Bahasa Bali 'jati' yang berarti sungguh-sungguh atau benar-benar. Mendapatkan awalan 'pa' sehingga membentuk kata benda pajati atau pejati, yang menegaskan makna melaksanakan sebuah pekerjaan yang sungguh-sungguh laporan penelitian Dosen Muda Fakultas Teknik Universitas Udayana, Ni Kadek Ayu Wirdiani ST MT, tentang Media Pembelajaran Pembuatan Banten Pejati dengan Berbasis Multimedia yang terbit pada tahun 2014, pejati adalah sekelompok banten yang dipakai sarana untuk menyatakan rasa kesungguhan hati ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan manifestasi-Nya, akan melaksanakan suatu upacara dan mohon disaksikan, dengan tujuan agar mendapatkan keselamatan dan kerahayuan. Baca Juga Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Positif Versi Bali 2. Banten pejati adalah sarana upacara paling lengkapIda Pandita Mpu Jaya Dhaksa Samyoga sedang memberikan penjelasan mengenai banten pejati. Kara Amerta Menurut Ida Pandita Mpu Jaya Dhaksa Samyoga di kanal YouTube Ong Kara Amerta, pejati adalah banten atau sarana upacara terkecil namun isinya paling lengkap. Ida Pandita lalu menceritakan kisah Adiparwa, ketika Bhagawan Drona menanyakan kepada muridnya mengenai apa sarana upacara yang paling lengkap. Yudistira kemudian menjawab, bahwa sarana yang dikatakan lengkap terdapat unsur mantiga tumbuh, mantaya lahir, dan maharya bertelur.Ketiga unsur tersebut ada di dalam sarana pejati yaitu kacang kara atau komak sebagai simbol tumbuh, ikan asin kering atau gerang sebagai simbol lahir, dan telur sebagai simbol itu, juga terdapat simbol sebagai ciri sarana upacara lengkap yaitu telur dan kelapa sebagai simbol mentah matah, buah-buahan simbol matang di pohon nasak, dan ketupat atau tipat dan nasi sebagai simbol sudah dimasak lebeng. Baca Juga 10 Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Negatif Versi Bali 3. Bahan banten pejati Banten pejati. Triguna Channel Menurut Lontar Tegesing Sarwa Banten, bahan-bahan yang ada dalan banten pejati terdiri dariRerasmen kelompok lauk-pauk Kacang, nga; ngamedalang pengrasa tunggal, komak, nga; sane kakalih sampun masikian ArtinyaKacang-kacangan menyebabkan perasaan itu menjadi menyatu, kacang komak yang berbelah dua itu sudah menyatu. Ulam, nga; iwak nga; hebe nga; rawos sane becik rinengo ArtinyaUlam atau ikan yang dipakai sarana rerasmen itu sebagai lambang bicara yang baik untuk Sarwa wija, nga; sakalwiring gawe, nga; sane tatiga ngamedalang pangrasa hayu, ngalangin ring kahuripan ArtinyaSegala jenis buah-buahan merupakan hasil segala perbuatan, yaitu tiga macam perbuatan baik Tri Kaya Parisudha, menyebabkan perasaan menjadi baik dan dapat memberikan penerangan pada atau jajan Gina, nga; wruh, uli abang putih, nga; lyang apadang, nga; patut ning rama rena. Dodol, nga; pangan, pangening citta satya, Wajik, nga; rasaning sastra. Bantal, nga; phalaning hana nora, satuh, nga; tempani, tiru-tiruan ArtinyaGina adalah lambang mengetahui, uli merah dan uli putih adalah lambang kegembiraan yang terang, bhakti terhadap guru rupaka ayah-ibu. Dodol adalah lambang pikiran menjadi setia, wajik adalah lambang kesenangan mempelajari sastra. Bantal adalah lambang dari hasil yang sungguh-sungguh dan tidak, dan Satuh adalah lambang patut yang porosan Sedah who, nga; hiking mangde hita wasana, ngaraning matut halyus hasanak, makadang mitra, kasih kumasih ArtinyaSirih dan pinang itu lambang dari yang membuatnya kesejahteraan/kerahayuan, berawal dari dasar pemikirannya yang baik, cocok dengan keadaannya, bersaudara dalam keluarga, bertetangga dan Unsur-unsur atau bagian yang ada di dalam banten pejatiBanten pejati. Triguna Channel Banten pejati terdiri dari beberapa unsur-unsur banten atau sarana upacara yang digabung menjadi satu dalam suatu wadah. Unsur-unsur tersebut antara lain Daksina Banten peras Banten ajuman rayunan/sodaan Ketupat kelanan Penyeneng/tehenan/pabuat Pesucian Segehan alit Daun/plawa lambang kesejukan Bunga lambang cetusan perasaan Bija lambang benih-benih kesucian Air lambang pawitra, amertha Api lambang saksi dan pendetanya Yajna. Dalam banten pejati terdapat unsur sarana upacara yang paling penting yaitu daksina, yang terdiri atas Bakul/serembeng simbol arda candra Kelapa dengan sambuk maperucut berbentuk segitiga simbol Brahma dan Nada Bedogan simbol swastika Kojong pesel-peselan simbol ardanareswari Kojong gegantusan simbol Akasa/Pertiwi Telur bebek simbol Windu dan Satyam Tampelan simbol Trimurti Irisan pisang simbol Dharma Irisan tebu simbol Smara Ratih Benang putih simbol Siwa Ketupat kelanan lambang dari Sad Ripu yang dapat dikendalikan atau teruntai oleh rohani, sehingga kebajikan senantiasa meliputi kehidupan manusia. Dengan terkendalinya Sad Ripu, maka keseimbangan hidup akan menyelimuti manusia. 5. Banten pejati wajib menggunakan telur bebek Ida Pandita Mpu Jaya Dhaksa Samyoga sedang memberikan penjelasan mengenai sarana telur di banten pejati. Kara Amerta Menurut Ida Pandita Mpu Jaya Dhaksa Samyoga, banten pejati wajib menggunakan telur bebek. Tidak boleh menggunakan telur ayam karena sebagai simbol rajasik atau pejati menggunakan telur karena sebagai simbol pemujaan terhadap tiga dewa yaitu Sang Hyang Antaga kulit telur, Sang Hyang Ismaya putih telur, dan Sang Hyang Manik Maya kuning telur. Sehingga telur di daksina dalam pejati memiliki makna bahwa kita sudah meletakkan ngelinggihang kekuatan dari ketiga dewa Pandita juga mengharapkan agar tidak menggunakan plastik sebagai pembungkus telur. Sebaiknya menggunakan bungkus janur ketupat telur tipat taluh.Banten pejati ini nantinya dihaturkan kepada Sang Hyang Catur Loka Phala, yaitu daksina kepada Dewa Brahma, peras kepada Dewa Iswara, ketupat kelanan kepada Dewa Wisnu, dan ajuman kepada Dewa Mahadewa. IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Jenis Tang Dan Harga Tang. Harga tang – Tang merupakan salah satu alat perkakas yang sering sekali digunakan dalam dunia teknik. Namun ada banyak sekali macam-macam jenis dari tang tersebut yang perlu kita ketahui. Oleh karna itu pada artikel kali ini akan membahas mengenai berbagai macam jenis tang beserta fungsinya. 1.

Pakaian adat Banten tidak hanya menjadi ciri khas kedaerahan, tetapi juga sebagai pembeda untuk busana suku asli di daerah tersebut. Pasalnya, suku Baduy Dalam dan Baduy Luar ternyata memiliki model pakaian adat yang berbeda lho. Karena itu, yuk baca ulasan ini agar lebih mengenal jenis-jenis pakaian adat asal Banten!Baca juga Rumah Adat Banten Ciri Khas, Arsitektur, Konsep dan FilosofiTidak hanya untuk acara khusus saja, masyarakat Banten juga mengenakan pakaian ini saat melakukan kegiatan sehari-hari. Baju adat khusus pria ini juga memiliki fungsi lain, yakni sebagai kostum latihan silat. Ya, silat memang menjadi salah satu budaya khas dari daerah yang mendapat julukan Tanah Jawara ini. Dalam bahasa Sunda, pangsi merupakan kependekan dari Pangeusi Numpang ka Sisi. Makna dari frasa ini adalah busana penutup tubuh yang cara pemakaiannya mirip seperti sarungβ€”dengan cara menumpang lalu dibelitkan di pinggang. Dalam pemakaiannya, baju adat ini terdiri dari tiga susun. Yang pertama adalah tangtung, lalu nangtung, dan terakhir samping. Sebagai pelengkap atasan baju pangsi, masyarakat Banten biasanya mengenakan bawahan celana komprang. Selain di daerah Banten, pakaian pangsi juga menjadi busana daerah masyarakat Provinsi Jawa Barat. Pakaian Adat Urang Kanekes Suku BaduySuku Baduy adalah kelompok etnis asli Banten yang bermukim di sekitar Desa Kanekes, Kabupaten Lebak. Penyebutan Baduy sebetulnya datang dari peneliti Belanda, yang menilai bahwa suku tersebut memiliki kesamaan dengan Arab Badawiβ€”yang suka hidup berpindah-pindah. Namun pada dasarnya, suku asli Banten ini lebih sering menyebut diri mereka Urang Kanekes, yang berarti Orang Kanekes. Dalam praktiknya, masyarakat Baduy terbagi atas dua suku, yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam. Sementara Baduy Luar tidak lagi terikat aturan suku dan bermukim di luar kawasan adat, Baduy Dalam masih memegang teguh kepercayaan mereka. Meski sama-sama berasal dari etnis suku yang sama, orang Baduy Dalam dan Baduy Luar memiliki pakaian adat yang berbeda. Baca juga 15 Fakta Suku Baduy Banten yang Jarang Diketahui OrangPakaian Adat Suku Baduy Dalam atau Kanekes DalamPerbedaan busana adat suku Baduy Dalam dan Baduy Luar sangat mencolok dari segi warna. Urang Kanekes Dalam selalu menggunakan atasan berwarna putih polos, yang mereka sebut Jamang Sangsang. Nama baju ini menggambarkan cara pemakaiannya, yakni disangsang atau hanya digantung di badan. Pakaian ini tidak memiliki kerah, saku, atau kancing, dan dijahit manual dengan tangan. Untuk bahannya, Jamang Sangsang terbuat dari 100% pintalan kapas asli yang didapat dari hutan. Kemudian, untuk bawahannya, suku Baduy Dalam biasanya memakai sarung pendek selutut berwarna biru dongker atau hitam, yang dipakai dengan cara mereka lilit di bagian pinggang. Baduy Dalam juga mengenakan ikat kepala berwarna putih sebagai pelengkap busana adat mereka. Pemilihan warna putih pada baju adat Kanekes Dalam pun menjadi simbol kalau mereka masih suci dan belum terkontaminasi budaya luar. Pakaian Adat Suku Baduy Luar atau Kanekes LuarPakaian adat Banten Baduy Luar berwarna dominan hitam, yang menjadi penanda bahwa mereka tidak lagi β€œsuci” atau sudah terpapar budaya luar. Karena warnanya hitam, pakaian Baduy Luar pun sering disebut baju kampret kelelawar.Pun tidak seperti pakaian Baduy Dalam Baduy Jero yang terkesan polos, busana Baduy Luar tampilannya lebih dinamis. Sudah menggunakan jahitan mesin, desain baju Baduy Luar juga tampak memiliki tambahan seperti kancing, saku, dan aksesori lainnya. Selain itu, Baduy Luar atau Urang Panamping tidak memakai kapas murni sebagai patokan bahan dalam membuat busana atasan mereka. Perbedaan lainnya juga terletak pada bawahan pelengkap busana adat. Apabila Baduy Jero menggunakan bawahan seperti sarung, Baduy Luar tampil lebih bebas karena biasanya hanya mengenakan celana kain biasa. Tidak ketinggalan, ada ikat kepala bercorak batik dengan warna dominan biru tua yang menjadi pelengkap untuk busana adat Baduy Luar. Sementara itu, busana adat untuk kaum wanita Baduy Dalam dan Baduy Luar tidak jauh berbeda. Mereka umumnya mengenakan bawahan kain sarung berwarna hitam dengan corak garis putih, serta memakai selendang berwarna biru, putih, atau merah. Pakaian Adat Pengantin BantenBusana adat pengantin Banten hampir sama dengan yang ada di budaya Sunda. Pengantin pria mengenakan atasan koko berkerah, dengan bawahan kain batik khas Banten atau kain samping. Sebagai pelengkap, pengantin pria juga memakai sabun kain batik, penutup kepala, alas kaki model selop, dan aksesori senjata seperti keris atau golok. Untuk pengantin wanita, atasannya berupa kebaya dengan bawahan kain samping atau batik. Kemudian, terdapat aksen selendang yang tersampir di bahu dan hiasan kembang goyang berwarna keemasan di kepala. Tidak ketinggalan, rangkaian kembang melati melengkapi riasan sanggul sang mempelai wanita. Itulah beberapa jenis pakaian adat Banten yang menjadi salah satu warisan penting budaya Indonesia. Tertarik untuk menjajal salah satu di antaranya?

1 MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) ini mempunyai tugas maupun wewenang untuk mengubah serta menetapkan UUD (Undang Undang Dasar), melantik Presiden dan Wakil Presiden, serta dapat memberhentikan tugas keduanya sejalan dengan UUD NRI Th 1945 Pasal 3 ( ayat 1, 2, 3). 2. DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) Pakaian Adat Banten – Pakaian adat merupakan salah satu produk budaya dari suku bangsa Indonesia. Setiap suku mengenakan pakaian khas sebagai bentuk kebiasaan dan adat istiadat suku tersebut. Sama halnya seperti suku yang mendiami provinsi Banten, di sana beberapa kelompok etnis mengenakan pakaian adat Banten. Pakaian adat Banten merupakan produk budaya yang khas serta menambah kekayaan bagi bangsa Indonesia. Tapi bagaimana sebenarnya pakaian adat Banten? Apa keunikan dari pakaian tradisional tersebut? Serta ada berapa macam pakaian adat yang berasal dari Banten? Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, mari kita scroll ke bawah artikel ini dan simak penjelasan lengkapnya sampai tuntas ya. Pakaian Adat Banten Pakaian Adat Banten Pakaian adat Banten merupakan pakaian tradisional yang berasal dari Banten. Pakaian ini merupakan produk budaya dari kebiasaan adat istiadat masyarakat yang mendiami tanah Banten. Masyarakat mayoritas yang mendiami tanah Banten adalah suku Baduy. Suku Baduy adalah suku asli yang banyak mendiami provinsi Banten. Bahkan mereka juga kerap dikenal sebagai masyarakat asli Banten. Pakaian adat Banten memiliki berbagai jenis yang biasa dikenakan oleh masyarakat Banten. Pakaian tradisional tersebut memiliki keunikan dan ciri khasnya masing-masing, serta setiap bagian baju tersebut mengandung nilai filosofis yang khas menurut kepercayaan suku Baduy di provinsi Banten. Keunikan dan Filosofi Pakaian Adat Banten Setiap pakaian adat yang berasal dari berbagai daerah memiliki keunikan dan ciri khasnya masing-masing. Sama halnya dengan pakaian adat Banten yang memiliki keunikan dan ciri khasnya. Beberapa keunikan dari pakaian adat Banten adalah sebagai berikut Ragam Warna Pakaian Suku Baduy Ragam Warna Pakaian Suku Baduy Pakaian adat Banten khas suku Baduy cenderung dengan warna putih, hitam, dan kadang juga sentuhan biru tua. Warna-warna ini diyakini sebagai lambang kehidupan. Warna hitam melambangkan kegelapan atau kondisi sebelum keberadaan cahaya. Sementara, warna putih melambangkan sesudah ada cahaya, suci, dan kejujuran. Selain itu, suku Baduy juga menggunakan warna dominan pada kain tenun khas Banten berwarna merah. Bagi masyarakat Baduy, warna merah diartikan sebagai warna darah atau warna api. Ragam Kain Tenun Khas Suku Baduy Ragam Motif Kain Tenun Khas Suku Baduy . Pada beberapa jenis pakaian adat Banten juga kerap dilengkapi dengan kain tenun khas Banten. Kain tenun tersebut dibuat oleh para wanita suku Baduy di kala waktu senggang. Proses pembuatan kain tenun khas Banten tersebut masih dilakukan dengan teknik tenun tradisional. Kain tenun yang dihasilkan juga berupa kain dengan berbagai corak dan motif khas Banten. Beberapa motif dari kain tenun khas Banten adalah kain tenun Jamang, kain tenun Samping Hideung, kain tenun Samping Aros, kain tenun Adu Mancung, kain tenun Susuwatan, kain tenun Samping Suat, kain tenun Suat Satu Mata. Adapun penjelasan lengkap mengenai macam-macam kain tradisional tenun khas Baduy Banten adalah sebagai berikut Kain Tenun Jamang Kain tenun jenis pertama adalah kain tenun Jamang. Kain tenun jenis ini biasa dikenakan untuk pakaian adat Banten oleh suku Baduy Dalam. Tenun Jamang adalah kain yang biasa dibuat untuk bahan baju atasan yang kemudian disebut dengan Jamang Kampret. Untuk ikat kepala juga dibuat dari bahan kain tenun Jamang ini. Kain Tenun Samping Hideung Kain tenun yang kedua adalah kain Samping Hideung. Kain tenun jenis ini cenderung berwarna hitam. Kain ini biasa digunakan untuk pakaian adat Banten oleh masyarakat Baduy, baik suku Baduy Dalam maupun suku Baduy Luar. Umumnya kain tenun Samping Hideung biasa digunakan oleh kaum wanita suku Baduy. Kain Tenun Samping Aros Kain tenun Samping Aros merupakan salah satu kain tenun yang biasa digunakan sebagai bahan pakaian adat Banten. Kain ini cenderung berwarna hitam dengan garis-garis tipis berwarna putih. Kain tenun jenis Samping Aros diperuntukkan khusus bagi kaum pria suku Baduy Dalam. Kain Tenun Adu Mancung Kain tenun Adu Mancung merupakan kain tradisional yang biasa dikenakan sebagai busana pakaian adat Banten. Kain tenun jenis ini biasa diaplikasikan sebagai selendang yang dikenakan oleh kaum pria pada upacara pernikahan suku Baduy Luar. Kain tenun jenis Adu Mancung merupakan selendang dengan hiasan motif polos hitam dan putih, kain tenun tersebut diberi hiasan motif geometris dengan benang warna merah, biru, atau warna-warna lainnya yang lebih cerah. Kain Tenun Susuwatan Kain tradisional dari Banten selanjutnya adalah kain tenun Susuwatan. Kain khas Banten ini biasa dikenakan sebagai pakaian adat Banten untuk kaum pria suku Baduy Luar. Kain tenun khas Banten ini berbentuk selendang atau kain panjang dengan motif kotak-kotak khas Banten. Warna untuk menghias kain tenun ini tidaklah terbatas artinya tidak ada aturan khusus untuk menentukan warna atau ukuran apa sebagai bahan kain tenunnya. Kain Tenun Samping Suat Kain tradisional tenun Banten selanjutnya adalah kain tenun Samping Suat. Kain tenun khas ini tidak memiliki aturan khusus atau pakem dari leluhur suku Baduy. Kain Samping Suat adalah motif perkembangan dari motif Susuwatan. Motif dari kain tenun ini terlihat motif geometris pada kainnya sedikit mengalami perubahan sari Susuwatan yang hanya terdiri dari kotak-kotak saja. Kain Tenun Suat Satu Mata Kain tradisional tenun Banten yang selanjutnya adalah kain tenun Suat Satu Mata. Kain tenun ini memiliki kegunaan sebagai syal atau kain panjang untuk pakaian adat Banten. Kain tenun khas Banten ini memiliki motif yang sudah ada sejak dahulu sebelum motif-motif yang lainnya. Motif tenun Suat Satu Mata dikenal sebagai motif yang paling rumit dan memakan proses waktu yang paling lama dalam pembuatannya. Nama Pakaian Adat Banten Pakaian adat Banten dibagi menjadi beberapa jenis pakaian. Setidaknya terdapat 4 jenis pakaian yang berasal dari Banten, yakni pakaian adat Banteng Pengantin, pakaian adat Pangsi, pakaian adat Baduy, dan pakaian adat Banten modern. Untuk mengetahui penjelasan lengkap mengenai pakaian adat Banten dapat diamati di bawah ini. No Macam Macam Pakaian Adat Banten 1 Pakaian Adat Banten Pengantin 2 Pakaian Adat Banten Pangsi 3 Pakaian Adat Banten Suku Baduy 4 Pakaian Adat Banten Modern 1. Pakaian Adat Banten Pengantin Pakaian Adat Banten Pengantin Pakaian adat Banten yang pertama adalah pakaian adat pengantin. Pakaian ini biasa dikenakan oleh sepasang mempelai pengantin yang sedang melangsungkan resepsi pernikahan. Umumnya pakaian adat pengantin Banten ini memiliki kemiripan dengan pakaian adat Sunda yang diperuntukkan bagi pengantin, mulai dari desain motif sampai model bajunya. Kemiripan ini dikarenakan pengaruh budaya Sunda yang sangat kental di daerah Banten. Pakaian adat Banten ini dilengkapi dengan aksesoris yang beraneka ragam. Dan pakaian untuk pengantin pria akan berbeda dengan pakaian untuk pengantin wanita. Busana Pengantin Pria Untuk pengantin pria, pakaian adat Banten berupa busana atasan berbentuk baju koko berkerah di bagian lehernya. Sedangkan bagian bawahan berupa kain samping. Kemudian ditambahkan aksesoris penutup kepala yang khas Banten. Aksesoris lain juga kerap ditambahkan pada pakaian adat Banten ini, seperti ikat pinggang yang terbuat dari kain batik dengan motif yang senada dengan bawahan. Serta tidak lupa dengan senjata tradisional berupa keris atau golok untuk membuat sang pengantin pria semakin gagah dan berwibawa. Untuk alas kaki, pengantin pria Banten menggunakan selop khas Banten. Busana Pengantin Wanita Untuk perlengkapan dan aksesoris pada pakaian adat Banten untuk wanita berupa baju kebaya. Sementara bagian bawahan berupa kain samping atau batik khas Banten. Kemudian ditambahkan selendang yang diselempangkan ke bahu. Serta dilengkapi pula penutup kepala sebagai aksesoris pengantin wanita. Penutup kepala ini beru[a kembang goyang yang dibuat indah dengan warna keemasan. Para pengantin wanita ini menggunakan berbagai perhiasan yang semakin menambah daya tarik dan membuat sang pengantin menjadi pusat perhatian. 2. Pakaian Adat Banten Pangsi Pakaian Adat Banten Pangsi Pakaian adat Banten yang kedua adalah pakaian adat Pangsi. Awalnya pakaian adat ini terkenal di kalangan masyarakat Sunda sebagai pakaian adat Jawa Barat. Namun saat ini pakaian tersebut telah menjadi pakaian adat Banten sebagai baju kesehariannya. Selain digunakan sehari-hari, pakaian adat Banten ini juga kerap digunakan sebagai pakaian tradisional dalam latihan silat tradisional yang kerap digelar oleh masyarakat adat Banten. Silat sendiri menjadi salah satu budaya yang cukup populer dan sering digelar di Banten. Menariknya, nama pangsi pada pakaian adat ini merupakan singkatan dari Pangeusi Numpang ka Sisi yang diartikan sebagai pakaian penutup badan. Pakaian adat ini khusus diperuntukkan bagi kaum pria Banten. Pakaian adat Banten ini digunakan dengan cara dililitkan dan menumpang semacam kita mengenakan sarung. Pakaian Pangsi Banten ini terbagi menjadi 3 susunan diantaranya yaitu tangtung, nangtung, dan samping. Warna baju Pangsi identik dengan hitam, namun tidak menutup kemungkinan dengan warna-warna lainnya dengan menyesuaikan acara atau kegunaan Pangsi itu sendiri. Baju Pangsi terdiri dari baju atasan yang kemudian disebut Salontreng. Baju ini juga dilengkapi dengan celana yang dikenal dengan Pangsi. Baju adat Banten tersebut dilengkapi dengan sandal selop dan ikat kepala khas Banten yang dikenal dengan Totopong. 3. Pakaian Adat Banten Suku Baduy Pakaian Adat Banten Suku Baduy Pakaian adat Banten yang ketiga adalah pakaian adat Baduy. Pakaian tradisional ini merupakan pakaian yang biasa dikenakan oleh masyarakat adat Banten dan mulanya berasal dari suku Baduy yang mendiami provinsi Banten. Suku Baduy adalah kelompok suku asli masyarakat Banten. Suku asli Banten ini memiliki kebiasaan tertutup, maka tidak heran jika dijuluki sebagai suku berkarakter penutup dari adanya pengaruh dari luar, seperti kemajuan teknologi dan perkembangan zaman. Suku Baduy dibedakan menjadi dua macam, yaitu suku Baduy Dalam dan Suku Baduy Luar. Suku Baduy Dalam adalah suku yang tidak ingin menerima pengaruh dari luar dan tidak ingin berinteraksi dengan masyarakat luar. Sedangkan, suku Baduy Luar adalah suku yang masih bisa berinteraksi dan menerima pengaruh dari luar suku tersebut, meskipun mereka masih memberikan batasan-batasan tertentu dalam interaksi tersebut. Jika diamati dari kedua macam suku Baduy tersebut. Kebiasaan mereka akan berbeda dan tentunya pakaian yang mereka kenakan akan terlihat jelas perbedaannya. Untuk mengetahui bagaimana pakaian adat Banten dari suku Baduy Luar dan Dalam adalah sebagai berikut Pakaian Adat Banten Baduy Dalam Pakaian Adat Banten Baduy Dalam Pakaian adat Banten selanjutnya adalah pakaian khas suku Baduy Dalam. Pakaian adat ini cenderung seperti pakaian polos dengan warna putih. Pakaian tradisional ini biasa dikenal dengan sebutan Jamang Sangsang. Jamang Sangsang disematkan pada pakaian adat suku Baduy ini karena diambil dari bagaimana cara memakai pakaian khas tersebut. Yakni caranya hanya digantungkan di badan. Pakaian tradisional Jamang Sangsang ini memiliki lubang di beberapa bagian untuk memasukkannya ke badan, seperti lubang pada bagian leher dan lengan tangan. Baju ini tidak dilengkapi dengan kerah baju, ataupun kancing serta saku. Sehingga baju ini benar-benar terlihat polos tanpa atribut apapun. Pakaian adat Banten jenis ini dibuat dengan cara dijahit secara tradisional dengan tangan. Serta untuk membuat baju khas ini dibutuhkan pintalan kapas asli yang berasal dari hutan. Pakaian adat suku Baduy Dalam ini dilengkapi dengan pakaian bawahan berupa sarung yang cenderung berwarna gelap, seperti warna hitam atau biru tua. Sarung tersebut dililitkan dan diikatkan di pinggang. Suku Baduy biasanya mengenakan pakaian adat ini melengkapinya dengan aksesoris ikat kepala. Ikat kepala mereka berupa kain putih yang biasa digunakan untuk membatasi bagian rambut dengan kepala. Menurut kepercayaan suku Baduy Dalam, warna putih merupakan warna suci sehingga membuat pakaian dari bahan kain yang berwarna putih agar menjaga diri mereka agar tetap suci dan tidak terpengaruhi budaya luar yang dianggap sebagai budaya yang dapat merusak moral mereka. Pakaian Adat Banten Baduy Luar Pakaian Adat Banten Baduy Luar Pakaian adat Banten yang berikutnya adalah pakaian adat yang biasa dikenakan suku Baduy Luar. Pakaian tradisional Banten ini cenderung berwarna hitam, hal ini justru menjadikan mereka berbeda dari suku Baduy dalam yang cenderung menggunakan pakaian serba putih. Suku Baduy Luar meyakini bahwa warna hitam ini memiliki makna dari nama baju kampret atau baju kelelawar. Pakaian adat ini juga terlihat lebih dinamis dan elegan di setiap modelnya. Masyarakat Baduy Luar ini membuat pakaian tradisional tersebut dengan menjahitnya memakai mesin jahit. Mereka juga kerap menambahkan kancing dan kantong pada pakaian adat mereka. Untuk menjahit pakaian adat Banten ini tidak hanya menggunakan bahan material kapas, melainkan berbagai bahan lainnya juga kerap ditambahkan agar pakaian tradisional itu tampal lebih menarik dan lebih berwarna-warni. Selain dapat diamati dari warna pakaian yang dikenakan, suku Baduy Luar dan Baduy Dalam dapat dibedakan dari ikat kepala yang mereka kenakan. Jika suku Baduy Dalam biasa mengenakan ikat kepala berwarna putih, maka suku Baduy Dalam cenderung memakai ikat kepala yang berwarna biru tua atau kain batik sekalipun. 4. Pakaian Adat Banten Modern Pakaian Adat Banten Modern Pakaian adat Banten juga memiliki pakaian adat modern. Pakaian ini biasa dikenakan untuk melangsungkan acara pernikahan. Pakaian ini dikenakan oleh para pengantin dengan ciri khas dari provinsi Banten. Untuk para pengantin pria, mereka biasa mengenakan pakaian adat Banten berupa baju koko yang dilengkapi dengan kain samping sebagai bawahan. Pakaian adat ini juga dihiasi dengan aksesoris khas berupa penutup kepala dan ikat pinggang. Pengantin pria juga kerap menggunakan selop sebagai alas kakinya. Sementara untuk pengantin wanita, mereka biasa mengenakan pakaian adat Banten berupa kebaya dengan busana bawahan berupa kain samping yang senada dengan pengantin pria. Pengantin wanita Banten juga dipercantik dengan hiasan aksesoris berupa selendang yang diselempangkan, dan hiasan rambut berupa kembang goyang. Tidak hanya pengantin pria yang menggunakan selop sebagai alas kakinya, untuk perempuan juga mengenakan selop khusus wanita dengan hiasan khas Banten yang unik dan indah. Pakaian adat Banten jenis ini cukup populer dan banyak diminati sebagai pakaian yang dikenakan pada saat upacara pernikahan. Selain terkesan unik, pakaian adat ini juga dapat dipadu padankan dengan aksesoris yang cukup menarik dan lebih modern. Penutup Pakaian Adat Banten Demikian penjelasan mengenai pakaian adat Banten beserta ragam jenis dan keunikan di setiap busana tradisional tersebut. Setiap pakaian adat yang berasal dari berbagai daerah telah menjadi kekayaan bangsa Indonesia, tidak terkecuali pakaian adat yang berasal dari Banten. Menarik bukan? Yuk kunjungi artikel lain di Romadecade dan temukan kekayaan Indonesia lainnya yang berhasil dirangkum untuk kamu. Pakaian Adat Bantensumber referensi
Berikut ini merupakan 5 jenis timbangan analitik beserta fungsinya : 1. Timbangan Presisi. Timbangan presisi menawarkan rentang kapasitas terluas, sering dalam kisaran 5 hingga 7 kg, dan memiliki pembacaan biasanya antara 1mg (0,001 g) dan 1 g. Timbangan ini efisien untuk tugas termasuk formulasi, penentuan berat jenis, quality control dan
BEBANTENAN I. Perlengkapan bebantenan A. Canang 1. Canang genten Terdiri dari Alasnya janur atau daun pisang bentuk segi empat Isinya diatas alasnya diisi berturut-turut plawa – porosan – tetuasan dari janur berbentuk kojong/tangkih – bunga-bungaan – bunga rampai – minyak 2. Canang lengawangi-buratwangi Alasnya janur berbetuk segiempat dan di bagian bawahnya dilengkapi 3 tangkih Isinya Tangkih pertama berisi bahan buratwangi yaitu campuran akar-akaran berbau wangi , cendana, majegau dsbnya yg dihaluskan Tangkih kedua berisi lengawangi yaitu campuran kacang komak,ubi,keladi, pisang kayu mentah, semua bahan digosongkan lalu dihaluskan Tangkih ketiga berisi minyak lengawangi bewarna putih yaitu campuran menyan dan malam pd minyak dan wewangian tersebut Diatas tangkih-tangkih tersebut dilengkapi seperti canang genten dan ditambahkan dg kiping,biu mas,tebu 3. Canang sari Alasnya ceper bungkulan atau tamas Sampiyannya sampyan bundar uras sari Isi ceper plawa,seiris tebu,seiris pisang mas, kekiping, tubungan, seclemik beras kuning Isi sampiyan Bunga-bungaan dan kembang rampe dan disemprotkan minyak wangi 4. Tadah pawitra/tadah sukla Alasnya janur berbetuk segiempat dan di bagian bawahnya dilengkapi 1 tangkih Isinya Tangkih berisi campuran kacang komak,ubi,keladi, pisang kayu mentah, semua bahan digoreng dan diletakkan pd tangkih Diatas tangkih tersebut dilengkapi seperti canang genten 5. Canang gantal Alasnya janur atau daun pisang bentuk segi empat Isinya diatas alasnya diisi berturut-turut plawa – tubungan . Bedanya tubungannya terdiri dari 7 bh lekesan yg digabungkan menjadi satu dg tali atau benang atau biasa pula ditusuk dg semat . diatasnya lagi diisi sampyan uras metajuh dg disusuni bunga dan kembang rampe. Pinangnya ada disamping tubungan gantal tersebut. 6. Canang tubungan Alasnya janur atau daun pisang bentuk segi empat Isinya diatas alasnya diisi berturut-turut plawa – tubungan . Bedanya tubungannya terdiri dari 2 bh tubungan bersilang lalu diikat dg sirih pula. diatasnya lagi diisi sampyan uras metajuh dg disusuni bunga dan kembang rampe. 7. Canang pengraos Alasnya terdiri atas 2 buah taledan maplekir Isinya Taledan pertama berisi ; – Satu kojong gambir – Satu kojong pinang – Satu kojong kapur – Satu kojong tembakau – Ditengah-tengahnya diisi lembaran-lembaran sirih – Satu ceper rokok dan korek Taledan kedua berisi – Beras kuning – Minyak wangi Terakhir diatas taledan tersebut ditambahkan canang sari 8. Canang nyahnyah gringsing Terdiri dari Alasnya janur atau daun pisang bentuk segi empat Isinya diatas alasnya diisi berturut-turut 1 tangkih berisi nyahnyah gringsing ketan dan ketan hitam disangan kering,jgn sampai hangus- plawa – porosan – tetuasan dari janur berbentuk kojong/tangkih – bunga-bungaan – bunga rampai – minyak 9. Canang payasan Terdiri dari Alasnya ituk-ituk Isinya plawa-porosan-sampyan payasan berisi bunga 10. Canang Pabersihan/pasucian payasan Terdiri dari Alasnya ceper dg 7 celemik dan tampelan yg dijahit pd ceper tersebut Isinya diatas alasnya diisi – Tepung tawar – Sisig jaja uli dibakar gosong – Ambuh daun kembang sepatu diiris halus – Boreh miik – Minyak wangi – Kekosok terbuat dari Tepung beras diwarnai kuningnya kunyit – Nasi aon Diatasnya disusuni canang payasan 11. Canang meraka Alasnya sebuah ceper Isinya jajan, pisang dan buah-buahan Dengan sampyan sri kekili atau boleh pula sampyan uras 12. Canang rebong Alasnya dulang kecil Isinya dibagian tengah ditancapkan sebatang pohion pisang kecil dipohon pisang tsb ditancapkan lidi-lidi berisi bunga serta seserojan jejahitan paku pipid perlengkapan lainnya yaitu beras kuning, air cendana,lengawangi-buratwangi, tadah pawitra, masing-masing dg dialasi tangkih, pisang mas, jaja kekiping dan diatasnya disusuni bunga 13. Canang oyodan Alasnya dulang kecil atau wakul lonjong Isinya dibagian tengah ditancapkan sebatang pohion pisang kecil dipohon pisang tsb ditancapkan lidi-lidi berisi bunga serta seserojan jejahitan paku pipid perlengkapan lainnya yaitu beras kuning, air cendana,lengawangi-buratwangi, tadah pawitra, masing-masing dg dialasi tangkih, pisang mas, jaja kekiping dan. ditambah pula dg sebuah tumpeng, nyahnyah gula kelapa campuran ketan-injin –beras merah-beras putih-kelapa sisir-gula dicampur lalu dinyahnyah diatasnya disusuni bunga 14. Canang berkat Alasnya taledan janur maplekir atau 1 bh tamas diameter 20 cmdiisi clemik Isinya cara meletakkan tetandingan dalam empat arah yaitu atas-bawah-kiri-kanan a. Daun-daun kayu yg diperlukan – 4 potong daun selasih miik – 4 potong daun beringin – 4 potong daun ancak – 4 potong blangsah pinang buah – 4 potong kayu mas b. Diatas daun-daun kayu tsb diisi – 4 bh tampelan – 4 bh lekesan tali benang – 4 bh leletan – 4 bh tubungan c. Bahan pesucian yg dimasukkan – 4 clemik boreh miik – 4 clemik sisig + asem/tebu – 4 clemik ambuh – 4 clemik irisan daun pucuk – 4 clemik minyak wangi d. Bahan-bahan yg lain yg masuk – 4 clemik beras putih – 4 clemik beras kuning – 4 clemik kencur diiris – 4 clemik tadah sukla – 4 clemik nyahnyah gringsing – 4 clemik ampo – 4 clemik dedes rasmen – 4 clemik kacang komak goring – 4 clemik kacang putih goring – 4 bidang kekiping – 4 bh pisang mas Setelah semua lengkap diatasnya ditutup dg 1 bh sampyan bundar besar yg diisi bunga dan kembang rampe B. Daksina 1. Daksina alit Alasnya sebuah bedoggan dimana pada dasarnya diisi tapak dara janur Isinya beras sejumput lalu ssebutir kelapa mapelut lalu dilengkapi dg kojong-kojong berisi – Pesel-peselan dari daun manggis-ceroring-salak-mangga-durian – Gegantusan – Sebutir telur itik – Satu tampelan – Tingkih – Pangi – Pisang kayu mentah – Benang putih Lalu dilengkapi dg canang payasan dan canang genten 2. Daksina linggih Alasnya sebuah bedogan dialasi dg sangku perak/aluminium Isinya – Sebuah tapak dara – Sejumput beras – 1 buah kelapa mapelut – 1 kojong telur itik – 1 kojong Gegantusan – Satu tampelan – 1 kojong Tingkih – 1 kojong Pangi – 1 kojong irisan Pisang kayu mentah dan tebu – 1 buah canang sari – Benang putih – 1 ikat uang lekeh 3. Daksina pekala-kalaan Alasnya sebuah bedogan besar dimana pada dasarnya diisi tapak dara janur Isinya beras sejumput lalu 2 butir kelapa mapelut lalu dilengkapi dg kojong-kojong berisi – 2 Pesel-peselan dari daun manggis-ceroring-salak-mangga-durian – 2 Gegantusan – 2 butir telur itik – 2 tampelan – 2 bh Tingkih – 2 bh Pangi – Pisang kayu mentah – Benang putih Lalu dilengkapi dg canang payasan dan canang genten 4. Daksina krepa Alasnya sebuah bedogan besar dimana pada dasarnya diisi tapak dara janur Isinya beras sejumput lalu 3 butir kelapa mapelut lalu dilengkapi dg kojong-kojong berisi – 3 bh Pesel-peselan dari daun manggis-ceroring-salak-mangga-durian – 3 bh Gegantusan – 3 butir telur itik – 3 bh tampelan – 3 bh Tingkih – 3 bh Pangi – Pisang kayu mentah – Benang putih Lalu dilengkapi dg canang payasan dan canang genten 5. Daksina gede/galakan/pemogpog Alasnya sebuah bedogan besar dimana pada dasarnya diisi tapak dara janur Isinya beras sejumput lalu 5 butir kelapa mapelut lalu dilengkapi dg kojong-kojong berisi – 5 bh Pesel-peselan dari daun manggis-ceroring-salak-mangga-durian – 5 bh Gegantusan – 5 butir telur itik – 5 tampelan – 5 bh Tingkih – 5 bh Pangi – Pisang kayu mentah – Benang putih Lalu dilengkapi dg canang payasan dan canang genten C. Bebantenan 1. Banten danan Alasnya 1 bh ceper bungkulan Isinya – 2 bh celemik atau 1 kojong rangkadan berisi kacang-saur – 2 buah tumpeng – Diisi raka dan jaja sekebis-sekebis – Sampyan plaus lengkap dg porosan dan bunganya – 1 tanding canang 2. Banten pejerimpen alit alasnya 1 buah bedogan kecil isinya – raka dan jaja sekebis-sekebis – 1 bh tunpeng kecil – 1 kojong rangkadan – Sampyan jerimpen alit berisi bunga dan porosan 3. Banten kawas/daun Alasnya 1 bh taledan kawas yg mana pd bagian atas tengah dijahitkan 1 bh kekojong maikuh dg dilengkapi 1 bh porosan dan bunga. Kemudian dibagian bawahnya dijahitkan 4 bh celemik Isinya Celemik berisi 1 bh kebeber putih polos dan 1 bh kebeber kuning mesari Celemik berisi jajan kukus putih kuning Celemik berisi lawar barak dan lawar putih Celemik berisi sayur urab diisi nasi sasahan dan 1 bh sate kawas Celemik ditengah-tengahnya diisi nasi sasahan dan 1bh sate kawas Diatasnya dilengkapi dengan 1 bh canang 4. Banten peras Alasnya sebuah taledan dan diatasnya diisi kulit peras Isinya – Beras sejumput – Benang putih – 1 bh tampelan – 2 bh tumpeng/untek peras – Tebu,tape,bantal – Kojong rangkadan berisi rerasmen – Raka-raka pisang,buah dan jajaselengkapnya – Sampyan peras biasa aataupun sampyan pengambyan – canang 5. Penyeneng a. penyeneng teenan bebuat alasnya ituk-ituk yg dibagian atasnya dijahitkan jahitan penyeneng isinya – beras dg benang tetebus putih – nasi aon – tepung tawar b. penyeneng biasa alasnya ceper bucu telu atau bias dg jembung isinya sampyan nagasari dijahit diatas alas kemudian ditambah unteng/tetuasan penyeneng 3 buah kekuwung c. penyeneng terag gede alasnya wakul isinya 1. dasarnya adalah sampyan sreyok, dasar sampyan pengambyan 2. 3 batang kekuwung 3. Tetuasan ati 4. Tetuasan paku pipid 5. Tetuasan cemara 6. Tetuasan kepundung 7. Tetuasan cempaka 8. Tetuasan bungan isen 9. Tetuasan kukun rangda 6. Banten sodan/ajuman/ajengan/rayunan Alasnya taledan, tamas, ceper dan sejenisnya Isinya – 2 bh penek – Tebu – Tape dan bantal – Raka-raka – Rerasmen dalam wadah celemik atau kojong rangkadan – Sampyan soda/plaus/kepet-kepetan 7. Banten pengambyan Alasnya taledan Isinya – Tumpeng 2 buah – 1 bh tipat pengambyan diletakkan ditengah-tengah tumpeng – 1 pasang tulung pengambyan diletakkan didepan tumpeng – 1 bh kojong rangkadan – Sampyan pengambyan mesreyok – 1 bh canang 8. Banten tulung alasnya sebuah ituk-ituk ditempelkan 3 bh jejahitan tulung sangkur isinya – nasi dan rerasmen – dapat pula dilengkapi dg sampyan plaus/payasan kecil lengkap dg bunga dan porosan 9. Banten sesayut Alasnya sebuah kulit sesayut Isinya – Nasi maklongkong – 1 bh kojong rangkadan lengkap dg rerasmen – Raka-raka – Sampyan nagasari lengkap dg bunga dan porosan 10. Banten dapetan Alasnya sebuah taledan Isinya – Raka-raka selengkapnya – Tebu,bantal tape – 1 bh tumpeng – 1 bh kojong rangkadan – 1 bh sampyan jeet guak – Sesedep yang berisi beras putih dan benang putih – Sebuah penyeneng dan canang 11. Banten tumpeng pengapit Alasnya 1 bh taledan Isinya – 2 buah tumpeng – Raka-raka selengkapnya – Tebu,bantal,tape – 1 bh kojong rangkadan – Sampyan jeet guak – Canang 12. Banten penyeneng Alasnya 1 bh taledan Isinya – 3 buah tumpeng – Raka-raka selengkapnya – Tebu,bantal,tape – 1 bh kojong rangkadan – Sampyan jeet guak – Sebuah penyeneng – canang 13. Banten guru Alasnya 1 bh taledan Isinya – 1 buah tumpeng guru – Raka-raka selengkapnya – Tebu,bantal,tape – 1 bh kojong rangkadan – Sampyan jeet guak – canang 14. Banten udel Alasnya 1 bh taledan Isinya – 1 buah tumpeng dibadannya ditusukkan ulam ati atau bias diganti dg bawang putih – Raka-raka selengkapnya – Tebu,bantal,tape – 1 bh kojong rangkadan – Sampyan jeet guak 15. Banten kurenan Alasnya 1 bh taledan Isinya – 2 buah tumpeng dikelilingi oleh 5 bh tumpeng kecil-kecil – Raka-raka selengkapnya – Tebu,bantal,tape – 1 bh kojong rangkadan – Sampyan pengambyan – canang 16. Banten pengiring Alasnya 1 bh taledan Isinya – 1 buah tumpeng – Raka-raka selengkapnya – Tebu,bantal,tape – 1 bh kojong rangkadan – Sampyan jeet guak – canang Kuliner Dewata . 26 80 174 460 33 214 326 250

jenis jenis banten beserta fungsinya